top of page

Surat Tengah Malam



hai, malam ini aku belum bisa tidur… lalu aku menatap langit-langit kamar  yang warnanya putih dan pikiranku berlari jauh ke ratusan jam yang lalu dimana aku dan kamu sedang menatap langit-langit yang warnanya juga putih

kadang kita tertawa kadang kita terdiam kadang kita hanya saling tatap dan menghela nafas kadang kita hanya saling berbicara dalam hati

tapi saat aku berbicara dalam hati… apakah kamu bisa mendengar kata-kata ini…?

hatiku melompat senang saat kita bertemu lagi siang itu, waktu kamu duduk sendiri berkaus abu-abu. aku kemudian mengagumi saat kamu tertawa lepas dan tersenyum kalau aku juga merasa sangat nyaman saat tertidur dipelukmu dan tidak pernah ingin mau lepaskan itu. lalu dalam hatiku sering terheran saat kata-kata yang keluar dari mulutmu seakan bisa menusuk tajam tepat dihatiku. kemudian aku ternyata bisa melengkapi kalimatmu, seperti kamu bisa membaca fikirku, dan kitapun bernyanyi disatu melodi lagu yang merdu sambil memegang erat jari-jari tanganmu aku seperti dipaku dalam pigura hatimu nafasku hanya satu-satu bergantung dari degupan jantungmu

perasaan apa ini? aku tidak biasa merasa jatuh dan bangun menangis lalu tertawa terangkat lalu terbanting dan upayaku untuk keluar darimu hanya menjadi sia-sia karena tiap kudengar lagi suaramu, atau lihat lagi senyummu, aku kembali terpaku oleh perasaanku didalam pigura hatimu.

Maka malam ini langit-langit putih kucoret-coret dengan ceritamu dan kututup dengan pertanyaan kapan bisa kutemui kau lagi?


1 November 2010



32 views1 comment
bottom of page